Melihat orangtua mulai ‘pikun’ bisa menjadi hal yang tidak asing bagi banyak keluarga di Indonesia. Ibu yang dulu jadi pusat keluarga yang apa-apa selalu teratur, sekarang mulai lupa obrolan yang baru di bicarakan. Sering lupa naruh barang, tidak memahami alur sinetron kesukaannya, sampai mengulang pertanyaannya dalam hitungan menit. Dengan itu, anak mulai khawatir dengan kondisi ibunya, dan berfikir bahwa ibunya sudah mulai ‘pikun’.
Banyak orang berfikir bahwa kehilangan ingatan adalah hal wajar yang dialami pada usia senja. Tapi, bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau itu bukan hanya pikun, tapi sinyal dari otak yang butuh perhatian dan perawatan lebih.
Sekarang, saatnya untuk memahami soal kesehatan otak di Indonesia. Sebagai anak harus mengerti dan menjaga – jaga untuk kedepannya. Kita juga harus memahami, mana yang termasuk tanda penuaan biasa dan mana yang harus lebih diperhatikan. Dan kita memiliki banyak cara untuk melindungi otak untuk masa depan.
Fakta Demensia di Indonesia yang Perlu Kita Tahu
Sebelum bertindak lebih lanjut, kita harus paham dulu. Demensia itu bukan penyakit spesifik, tapi istilah payung untuk gejala penurunan ingatan dan kemampuan berpikir yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kondisi di Indonesia ada tantangannya sendiri. Dengan jumlah lansia yang terus bertambah, penderita demensia diperkirakan naik dari sekitar 1,2 juta orang menjadi hampir 4 juta di tahun 2050.
Studi menunjukkan bahwa demensia yang paling umum terjadi di Indonesia bukanlah Alzheimer, tapi demensia vaskular (62,1% kasus). Jenis ini disebabkan oleh kondisi yang merusak pembuluh darah otak yang menghambat aliran oksigen dan nutrisi. Penyebab terbesarnya adalah:
- Riwayat Stroke (38,3% Pasien)
2. Hipertensi (32,5%)
3. Diabetes (10,8%)
4. Kebiasaan merokok (6%)
Sebagian besar kasus demensia di Indonesia sangat terkait dengan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Kabar Baik: Kita Punya Kendali untuk Mencegah
Fakta kalau demensia vaskular jadi yang paling banyak di Indonesia mungkin terdengar mengkhawatirkan. Tapi justru di balik itu terdapat harapan yang besar. Kenapa? Karena faktor risikonya seperti hipertensi, merokok, diabetes, dan stroke bisa dicegah atau dikontrol.
Ini berarti, tidak seperti kondisi lain yang mungkin sangat ditentukan oleh genetika, kita memiliki kekuatan besar untuk melindungi otak kita dengan menjaga kesehatan pembuluh darah. Harapan terbesar kita tidak terletak pada obat-obatan canggih, tetapi pada langkah-langkah nyata yang bisa kita ambil hari ini.
Lalu, apa aja langkahnya? Berikut adalah Langkah yang bisa Anda terapkan mulai hari ini.

5 Cara Gaya Hidup Sehat Untuk Otak Anda (J.A.G.AK)
1. J – Jaga Asupan Gizi (Mulai dari Piring Kita)
Ikuti pola makan seperti Mediterania atau MIND (kombinasi Mediterania dan DASH). Seperti:
- Perbanyak : Sayur hijau,Kacang-kacangan, Buah buahan, Ikan berlemak (Salmon, Bandeng, Sarden)
- Ganti : Minyak goreng dengan Minyak buah Zaitun sebagai sumber lemak utama
- Batasi : Daging Merah, Produk Olahan, Gula, dan Gorengan
2. A – Aktif Bergerak Setiap Hari (Olah Raga)
Tidak perlu lari Marathon atau Triathlon, Cukup jalan cepat selama 30 menit 5 kali Seminggu. Aktivitas sederhana ini sangat efektif untuk menjaga kesehatan jantung dan melancarkan aliran darah ke otak.
3. G – Gali Wawasan & Keterampilan Baru (Olah Otak)
Belajar hal baru dapat membangun “cadangan kognitif” otak. Jaga pikiran tetap aktif dengan:
- New Skills: Mempelajari keterampilan baru (alat musik, bahasa).
- Fun Games: Bermain game strategi (Catur, Mahjong, Sudoku, TTS)
4. A – Akrabkan Diri & Bersosialisasi (Jaga Hubungan Sosial)
Isolasi sosial adalah faktor risiko signifikan untuk demensia. Ngobrol, ikut kegiatan komunitas, merupakan bentuk latihan kognitif terbaik.
5. K – Kontrol Kesehatan Secara Rutin
- Kontrol Tekanan Darah : Hipertensi pada usia tua adalah faktor risiko utama
- Kelola gula darah: Jaga kadar gula darah
- Stop merokok: Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko secara signifikan
Sisi Emosional: Menjaga Kesehatan Mental Lansia dan Perawat
Perjalanan kesehatan otak bukan hanya tentang fisik, tapi juga mental yang harus diperhatikan.
Untuk Oma dan Opa: Jangan biarkan diagnosis membuat Anda takut. Fokus pada kemampuan yang masih ada, lanjutkan hobi, dan lakukan aktivitas yang membuat Anda bahagia setiap hari.
Untuk Perawat (Caregiver): Merawat orang tersayang itu berat. Jangan ragu meminta bantuan, bergabung dengan komunitas pendukung, dan prioritaskan istirahat agar Anda tidak kelelahan.
Amica Sebagai Partner Kesehatan Anda
Menjaga otak sehat adalah perjalanan panjang, bukan sprint. Kabar baiknya, kita bisa memengaruhinya melalui pilihan gaya hidup sehari-hari.
Menjaga kesehatan, melakukan pemeriksaan dini, dan mengakses perawatan terbaik membutuhkan rencana yang matang. Di sinilah kami mengajak Anda untuk mengambil peran utama:
“Jadilah CEO bagi kesehatan Anda, dan percayakan Amica sebagai partner untuk jaminan finansialnya.”
Asuransi Kesehatan Senior dari Amica Sukses Mandiri hadir untuk menjalankan peran sebagai partner Anda—memberikan pelindung finansial dan ketenangan pikiran untuk seluruh keluarga.
Di Amica Sukses Mandiri, kami berkomitmen untuk menjadi mitra sejati dalam perjalanan hidup Anda. Kami siap memberikan solusi terbaik dan dukungan yang Anda butuhkan.
Mari bersama-sama wujudkan masa depan di mana setiap memori berharga dan selalu ada harapan di setiap hari esok.
Sumber:
Artikel ini disusun berdasarkan data dan penelitian yang kredibel untuk memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.
- Alzheimer’s Disease International (ADI). Laporan mengenai “Dementia in the Asia Pacific Region”,
- Alzheimer’s Indonesia (ALZI). Berbagai publikasi dan laporan mengenai lanskap demensia di Indonesia, yang merangkum hasil studi klinis di rumah sakit yang menunjukkan tingginya prevalensi demensia vaskular dan faktor risikonya seperti stroke, hipertensi, dan diabetes.
- Mayo Clinic. Artikel kesehatan mengenai “Vascular Dementia”
- The Lancet Commissions. Studi berjudul “Dementia prevention, intervention, and care: 2020 report of the Lancet Commission”. .
- Alzheimer’s Association. Panduan mengenai “MIND Diet (Mediterranean-DASH Intervention for Neurodegenerative Delay)”,
- World Health Organization (WHO). Panduan “Risk reduction of cognitive decline and dementia: WHO guidelines”,
- World Heart Federation. Materi edukasi mengenai hubungan antara kesehatan kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) dan kesehatan otak, yang menyoroti pentingnya mengontrol tekanan darah dan berhenti merokok.
- Dementia UK. Organisasi yang menyediakan sumber daya dan panduan praktis mengenai dampak emosional dan psikologis hidup dengan demensia, baik bagi penderitanya maupun keluarga.