Kewaspadaan Preeclampsia Demi Keselamatan Ibu dan Anak

Preeklamsia atau preeclampsia adalah kondisi serius yang dapat terjadi selama kehamilan dan mempengaruhi kesehatan ibu serta janin. Kondisi ini ditandai oleh peningkatan tekanan darah, proteinuria, hingga kerusakan organ. 

Oleh sebab itu, kewaspadaan terhadap preeklamsia sangat penting, untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi. Melalui ulasan berikut, mari simak informasi lengkap seputar gejala, dampak, penanganan, hingga cara pencegahan preeklamsia!

Apa Itu Preeclampsia?

Preeclampsia adalah komplikasi kehamilan, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, proteinuria (tingginya protein dalam urin), atau tanda-tanda kerusakan organ seperti hati dan ginjal. Berikut adalah definisi dan penjelasan preeklamsia lebih lanjut.

1. Preeklamsia sebagai Gangguan Kehamilan

Melansir dari Mayo Clinic 2022, preeklamsia atau PEB kehamilan adalah gangguan yang umumnya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat mempengaruhi berbagai organ dalam tubuh dan berkembang menjadi eclampsia atau HELLP syndrome.

2. Perbedaan Antara Preeklamsia dan Tekanan Darah Tinggi Biasa

Meskipun preeclampsia adalah komplikasi yang ditandai tekanan darah tinggi, tetapi kondisi ini berbeda dengan hipertensi biasa. Pasalnya, tekanan darah tinggi pada preeklamsia disertai dengan proteinuria dan gejala lainnya. 

Sementara itu, hipertensi biasa mungkin sudah ada sebelum kehamilan, tanpa adanya proteinuria.

Melansir dari National Institut of Health 2023, jumlah kasus preeklamsia mencapai 7 juta di seluruh dunia. Adapun berikut adalah penjelasan terkait prevalensi dan risikonya lebih lanjut.

1. Prevalensi Preeklamsia di Indonesia dan Dunia

Preeclampsia adalah komplikasi kehamilan yang cukup umum. Menurut penelitian Jurnal Universitas Pahlawan 2024, prevalensi preeklamsia di Indonesia mencapai 36,7%. Sementara NIH 2024 mencatat preeklamsia mempengaruhi sekitar 2-8% kehamilan, dengan tingkat kematian janin mencapai 500 ribu per tahun secara global.

2. Risiko yang Dihadapi Ibu dan Bayi

Preeklamsia adalah kondisi yang menimbulkan berbagai risiko bagi ibu dan bayi. Bagi ibu, risikonya termasuk kerusakan organ dan komplikasi, seperti eclampsia atau HELLP syndrome. Sementara mengutip dari Hello Sehat 2022, risiko pada bayi meliputi kelahiran prematur, pertumbuhan janin terhambat, hingga kematian janin.

Gejala dan Tanda-Tanda Preeclampsia

Agar dapat mencegah preeklampsia pada ibu hamil, maka perlu adanya tindakan preventif, seperti mengenali gejala dan tanda-tandanya.

Menurut Cleveland Clinic 2022, preeclampsia adalah kondisi yang ditandai dengan gejala umum berikut ini.

  1. Arah Tekanan tinggi, yakni tekanan sistolik mencapai/melebihi 140 mmHg dan  tekanan diastolik mencapai/melebihi 90 mmHg.
  2. Proteinuria, yaitu tingginya kadar protein dalam urin.

Selain gejala umum, Siloam Hospital 2024 menyebutkan bahwa preeklamsia juga ditandai dengan gejala tambahan, antara lain.

  1. Pembengkakan pada anggota tubuh adalah hal normal selama kehamilan. Namun, edema yang tiba-tiba dan parah bisa menjadi tanda PEB kehamilan.
  2. Sakit kepala hebat yang terjadi secara terus menerus. 
  3. Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur, atau melihat bintik-bintik dan kilatan cahaya.
  4. Nyeri di perut bagian atas, terutama di bawah tulang rusuk kanan.

Penyebab dan Faktor Risiko Preeclampsia

Setelah memahami apa saja gejalanya, berikut adalah penyebab dan faktor risiko preeklamsia yang perlu diwaspadai, menurut Mayo Clinic 2022.

Preeclampsia adalah kondisi yang bisa terjadi akibat sejumlah penyebab, seperti berikut ini. 

  1. Kondisi kesehatan ibu sebelum hamil, seperti hipertensi kronis, diabetes, dan penyakit ginjal.
  2. Faktor genetik dan lingkungan, seperti riwayat keluarga dengan preeklamsia dan pola hidup yang tidak sehat.

Selain mewaspadai penyebabnya, berikut adalah sejumlah faktor risiko preeklampsia pada ibu hamil.

  1. Kehamilan pertama berisiko lebih tinggi mengalami preeklamsia.
  2. Riwayat keluarga dengan preeklamsia dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami kondisi yang sama.
  3. Usia ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun, sebab lebih rawan mengalami darah tinggi.
  4. Kegemukan atau obesitas.

Diagnosis dan Pemeriksaan

Menurut Kemenkes 2023, preeclampsia adalah kondisi yang dapat dideteksi sejak awal, melalui serangkaian proses pemeriksaan rutin dan tes tambahan berikut ini.

Diagnostik awal meliputi pemeriksaan rutin selama hamil serta pengukuran tekanan darah dan tes urin.

  1. Pemeriksaan rutin selama kehamilan bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan janin dan ibu.
  2. Pengukuran tekanan darah dan tes urin untuk mendeteksi potensi hipertensi dan proteinuria.

Selain diagnostik, preeclampsia adalah kondisi yang memerlukan beberapa tes tambahan, antara lain.

  1. USG untuk memeriksa perkembangan bayi dan mendeteksi tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat.
  2. Tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal dan hati, serta mendeteksi adanya kerusakan organ.

Penanganan dan Pengobatan Preeklamsia

PEB kehamilan adalah kondisi yang memerlukan penanganan khusus. Menurut EMC Healthcare 2023, berikut adalah penanganan yang bisa dilakukan di rumah maupun secara medis.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani preeklamsia di rumah adalah sebagai berikut.

  1. Pantau tekanan darah secara rutin.
  2. Menjaga pola makan sehat dan rendah garam, untuk mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko preeklamsia.
  3. Istirahat yang cukup untuk menjaga kesehatan ibu hamil dan memengaruhi tekanan darah.

Dari segi medis, preeclampsia adalah kondisi yang membutuhkan penanganan khusus, yakni.

  1. Pengawasan ketat oleh dokter, untuk memantau perkembangan kondisi ibu.
  2. Obat-obatan untuk mengontrol tekanan darah dan mengurangi risiko komplikasi.
  3. Potensi rawat inap untuk pengawasan lebih intensif dan penanganan medis yang tepat.

Pencegahan Preeclampsia

Preeclampsia adalah kondisi yang mengkhawatirkan, sehingga perlu adanya langkah preventif yang tepat. Simak upaya-upaya pencegahannya menurut Kemenkes 2023 berikut ini!

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan preeklamsia sebelum kehamilan yang bisa Anda lakukan.

  1. Konsultasi pra-kehamilan untuk menilai risiko preeclampsia.
  2. Mengelola berat badan untuk mencegah obesitas.
  3. Mengontrol penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi sebelum hamil, untuk membantu mengurangi risiko preeklamsia.

Selain langkah preventif, kunjungan prenatal juga membantu mencegah risiko preeklamsia. Adapun tujuannnya adalah sebagai berikut.

  1. Pemeriksaan rutin selama kehamilan, bermanfaat untuk mendeteksi tanda-tanda awal preeklamsia.
  2. Deteksi dini dan intervensi cepat dapat membantu mencegah komplikasi serius akibat PEB kehamilan.

Dampak Preeclampsia pada Ibu dan Anak

Preeclampsia adalah kondisi yang dapat menyebabkan berbagai risiko bagi ibu dan anak. Berikut adalah dampak dari preeklamsia yang perlu Anda ketahui, melansir dari Hello Sehat 2022.

  1. Risiko komplikasi seperti eclampsia dan HELLP Syndrome, yang mempengaruhi hati dan trombosit.
  2. Potensi kerusakan organ, seperti ginjal dan hati.
  1. Risiko kelahiran prematur, yang dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan pada bayi.
  2. Pertumbuhan janin terhambat.

Sudah Tahu Apa Itu Preeklampsia pada Ibu Hamil?

Kewaspadaan terhadap preeclampsia adalah hal yang penting, demi keselamatan ibu dan anak. Mengetahui gejala, penyebab, dan faktor risikonya dapat membantu dalam deteksi dini dan penanganan yang tepat, sehingga mencegah komplikasi yang lebih serius. 

Oleh sebab itu, selalu lakukan pemeriksaan rutin selama kehamilan dan berkonsultasi dengan tenaga medis, jika mengalami gejala yang mencurigakan. Keselamatan Anda dan bayi Anda adalah prioritas utama, sehingga jangan ragu untuk mencari bantuan medis kapan saja.

FAQ 

1. Bagaimana Cara Mengukur Tekanan Darah di Rumah?

Gunakan alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer) yang dapat dibeli di apotek atau toko kesehatan, lalu ikuti petunjuk penggunaan alat tersebut.

2. Apa yang Harus Dilakukan jika Mengalami Gejala Preeclampsia?

Segera hubungi dokter atau tenaga medis, sebab preeclampsia memerlukan penanganan medis segera.

3. Apakah Preeclampsia Bisa Dihindari?

Meskipun tidak dapat dihindari, tapi langkah preventif seperti mengontrol kondisi kesehatan dan menjalani pemeriksaan prenatal rutin, dapat membantu mengurangi risiko preeclampsia. 

Sumber dan Referensi

Baca Artikel Terkait

Amica Sukses Mandiri©2024
All rights reserved.

Developed By :
Pleinhaus